Selasa, 16 Februari 2010

Mertuaku

Aku bingung melihat sikap mertuaku padaku, akhir2 ini sering sekali dia mampir ke
rumahku, terutama saat suamiku belum pulang. Tingkahnya makin menjadi2, dia
selalu mengeluh padaku karena gairah sexnya tidak terpuaskan, ibu mertuaku
kelihatannya sudah enggan meladeni napsu suaminya. Aku merasa dia sedang
merayuku untuk mau meladeni napsunya. Aku mula2 sungkan dengan tingkahnya,
tetapi karena seringnya dia melakukan hal yang sama, buatku menjadi biasa. Kalau
berkunjung selalu dia membawakan sesuatu untukku, makanan, buah2an, bahkan
pakaian dan sepatu. Suamiku hanya tersenyum ketika kulapori ulah bapaknya, dia
bilang, itu tandanya papah sayang sama kamu.
Suatu sore mertuaku datang lagi ke rumahku, aku baru saja sampai dirumah,
suamiku belum pulang, katanya malem ini dia lembur, kemungkinan malah gak
pulang karena besok adalah dead line proyeknya. Mertuaku mendadak memelukku
dari belakang, "Sin, kamu merangsang sekali deh". Aku terkejut dengan ulahnya
yang belum pernah dilakukan, tapi aku membiarkannya saja. Aku malah merasa
tersanjung dengan pujian yang jarang sekali terucap dari suamiku. "Pah, nanti dilihat
orang lo, pintunya masih terbuka", kataku. Dia melepaskan pelukannya dan menutup
pintu rumahku. Dia duduk di sofa dan minta aku duduk disampingnya, ketika aku
duduk dia segera memeluk dan bibirnya langsung menyambar bibirku. Aku kaget
tapi akhirnya larut dalam lumatan bibirnya yang ganas, lidahnya menyusup ke dalam
mulutku dan melilit lidahku, spontan aku membalas aksinya dengan menyambut
ciuman ganasnya, akupun mengemut lidahnya yang menari2 didalam mulutku.
"Papah nekatt.." kataku. "Abisnya kamu ngegemesin sih.." Kembali dia mencium
bibirku, tangannya kali ini menggerayangi tetekku, diremas2nya pelan2 sehingga
aku mulai terhanyut oleh napsuku yang mulai berkobar. Jemarinya menyusuri
pahaku, menyingkap rokku ke atas, sehingga terpampanglah pahaku, dia tambah
bernapsu. Sambil terus mengulum bibirku, tangannya mengelus pahaku makin
keatas sehingga rokku makin tersingkap, sampai jarinya menyentuh bukit mekiku.
Otomatis pahaku merenggan memberi kesempatan jemarinya untuk bermain lebih
leluasa di bukit mekiku. Terasa jari nakalnya mulai menyusup kedalam CD ku dan
mengilik 1T1Lku, aku menggelinjang, napsuku makin berkobar saja. "Pah, aah",
erangku. "kenapa Sin, kamu dah napsu ya, ke kamar yuk biar lebih asik", jawabnya
sambil bangkit dan setengah menyeretku ke kamar. Aku hanya ngikut saja ketika dia
menarikku ke kamar, kewarasanku sudah tertutupi napsuku yang berkobar, napsuku
yang memaksaku mengikuti kehendak mertuaku karena dorongan keinginan
merasakan kepuasan di ranjang yang jarang sekali aku peroleh.
Di kamar, langsung saja aku ditelanjanginya, bibirku diciuminya sambil meremas2
tetekku yang sudah mengeras, pentilku di pilin2nya, aku hanya bisa ber ah uh
karena rangsangan yang luar biasa itu. Aku malah mengimbangi ciuman ganasnya,
aku ditariknya ke ranjang. Pentilku langsung diserbunya, diemut2nya dengan
rakusnya sehingga pentilku langsung mengeras, sementara itu tetekku terus saja
diremas2nya. Puas mengemut pentilku, jilatan lidahnya turun ke arah perutku, terus
ke bawah lagi dan mampir di mekiku. Lidahnya segera membelah bibir mekiku dan
menjilati 1T1Lku, aku mengangkangkan pahaku sehingga mempermudah dia
menggarap 1T1Lku. Aku mulai mengerang2 saking nikmatnya yang melanda
tubuhku. "Aasshhg.. hngghh.. ssshhhg.." badanku melintir, bergeliat-geliat oleh
kilikan jilatan di 1T1Lku. Dia makin bersemangat karena eranganku. Tiba2 dia
melepaskan jilatnnya, segera dia melepaskan semua pakaiannya. batangnya yang
besar dan panjang sudah sangat keras, aku jadi teringat batang kakak iparku yang
pernah membuat aku kelojotan saking nikmatnya. Aku heran, bapak dan kakaknya
punya batang yang luar biasa, kenapa suamiku batangnya udah kecil letoy lagi.
Jangan 2 dia anak pungut kali ya, batinku. Dia segera menaiki tubuhku yang sudah
telentang pasrah, siap untuk dienjot, dia membasahi kepala batangnya dengan
ludahnya kemudian ditempelkan ke bibir mekiku dan langsung ditusuk masuk.
"Hhgghh.." sekali lagi aku mengejang kali ini oleh sodokan batangnya. Tapi karena
sudah cukup siap, dengan mudahnya dia menancapkan batangnya ke dalam
mekiku. Aku menggelepar ketika menyambut masuknya batangnya yang cepat
amblas ke dalam mekiku. Begitu tertanam didalam, aku menahan pinggangnya agar
sodokannya jangan terus berlanjut. Dia menungguku sampai sudah siap, baru
batangnya dienjotkan keluar masuk pelan2. Mula2 terasa aneh ketika batangnya
mulai memompa mekiku, terasa banget batangnya yang besar menyeruak masuk
mengisi lobang mekiku yang terdalam. "Hhsssh, dalemm bangett Paah.." spontan
keluar eranganku. "He.ehh.. tapi kan nggak sakit?" tanyanya. "enggak kok Pah,
malah nikmat banget rasanya", jawabku terengah. Dia terus mengenjotkan
batangnya keluar masuk, aku merangkul lehernya dan kedua kakiku membelit
pahanya. "Gimana rasanya.. nggak sakit kan?" "Nggak.. enak malah Pah, geli
sampe ke dalem-dalem sini." jawabku sambil mengusap-usap perut atasku.
"Apanya yang enak?" "Ngg.. batang papah.." jawabku. Dia makin gencar
mengenjotkan batangnya keluar masuk sehingga aku makin menggeliat saking
nikmatnya. "Paah ennakk Paaah.. Iyya.. Duhh dalem bangett masuknya Paah..
Aaa.. dikorek-korek gitu Sintia pengenn kluarr. Ayyo Pah.. adduuh", erangku gak
karuan. ".. Iyya ayyo aaahhgh.. ssshgh.. hghrf.. ennaak mekimu Sin.. Papah juga mo
kluaarr.. sshmmmh.." "Hhsss.. aduuhh tobatt Paah.. hahgh ooghh.. batangnya kok
masuk dalem sekali Pah, gedee sekalli, aduuh.. Pah.." batangnya makin dipompa
keras2, nikmat banget rasanya. Heg.. yaang kerass Pah.. shh iya gittu..
aduh..ssshgh.. heehh.. ayyo.. ayoo Paak.. aaahgh.. sshgh.. Iyya Pah, Sintia udah
mo nyampe.. aduhh.. hghshh.. hrrgh.." Dia meremas2 tetekku, sampai akhirnya
akupun nyampe. Dadaku membusung, seolah-olah tubuhku terangkat-angkat oleh
tarikannya yang meremasi kedua tetekku. Tapi menjelang tiba di saat dia muncrat,
dia mencabut batangnya dan langsung tegak berlutut sambil menarik kedua
lenganku sehingga aku ikut bangun terduduk.Dia menekan kepalaku ke arah
batangku yang tegang mengangguk2 berlumuran cairan mekiku. "Ayo Sin isepin
sampe keluarr.." Tanpa ragu-ragu aku langsung mencaplok dan mengocok
batangnya dengan mulutku. Tidak bisa semua, hanya tertampung kepalanya saja
dimulutku, tapi ini sudah cukup membuat dia muncrat di mulutku. Aku agak tersedak
karena semprotan maninya yang tiba2, dia terus menekan kepalaku supaya tidak
melepaskan kulumanku sehingga maninya tertelan olehku. Setelah keluar semua,
aku melepas mulutku, langsung meringis. "Kenapa Sin, nggak enak ya rasanya?"
tanya nya geli. "Asin rasanya Pak.." jawabku ikut geli. "Maaf ya? Terpaksa Papah
tumpahin di mulut, soalnya kalo di mekimu nanti jadi lagi." "Nggak pa-pa, sekali-
sekali buat pengalaman baru kok.." "Kalo sering-sering emang kenapa?" "Emang
enak sih dikeluarin pake mulut?" kataku sambil bergerak bangun untuk ke kamar
mandi mencuci bekas-bekas permainan ini. "Oo.. sama kamu sih pasti enak aja."
jawabnya sambil ikut bangun menyusulku.
di kamar mandi, dia memelukku dari belakang, aku belum sempet bebersih ketika
tangannya mulai meremas tetekku, pentilnya diplintir2 sambil menciumi kudukku.
aku menggelinjang kegelian. Aku mencari batangnya, astaga, sudah mulai tegang
lagi rupanya. kuat banget dia, baru aja muncrat di mulutku sudah mulai ngaceng lagi.
"Kuat banget sih Pah, baru Sintia emut sampe muncrat udah ngaceng lagi", kataku.
"Iya tadi kan muncrat dimulut kamu, sekarang pengen muncrat di meki kamu",
jawabnya sambil terus meremesi tetekku. Leherku terus saja diciumi, dijilati dengan
penuh napsu. Akupun tidak tinggal diam, batangnya yang makin keras aku remes
dan kocok2 biar sempurna ngacengnya. "Pah, Sintia isep lagi ya", kataku sambil
jongkok di depannya. Ujung batangnya kujilati dan kemudian giliran kepala
batangnya, terus ke pangkalnya, kemudian ke biji pelernya. Dia mengangkat kaki
kanannya supaya aku mudah menjilati batangnya. Kemudian jilatanku naik lagi
keatas, dan kepalanya langsung kukulum. Kepalaku mengangguk2 seiring keluar
masuknya batangnya dimulutku, sambil ngisep, biji pelernya aku elus2. "AAh Sin,
nikmat banget deh", erangnya. Dia memegang rambutku dan mendorong batangnya
keluar masuk mulutku dengan pelan.
Sepertinya dia udah tidak tahan lagi, aku diseretnya keluar kamar mandi dan
ditelentangkan di ranjang. Pentilku menjadi sasaran jilatannya, jilatan berubah
menjadi emutan, bergantian pentil kiri dan kanan. kemudian jilatannya turun ke perut,
kemudian ke pusar sampe akhirnya ke buluku. Jarinya mulai mengelus bibir mekiku,
kemudian jilatannya mulai menjelajahi mekiku yang sudah basah kembali. Jilatannya
tidak langsung ke 1T1Lku tapi berputar2 sekitar mekiku. ke daerah paha, terus
kedaerah pantat dan naik lagi. "Pah, nakal ih", desahku, napsu sudah kembali
menguasaiku. Jilatannya diarahkan ke 1T1Lku sambil memasukkan jarinya ke
mekiku. dia menggerakkan jarinya keluar masuk mekiku. "Paah", desahku saking
napsunya. pinggulku menggeliat kekiri kekanan. Akhirnya sampailah saat yang
kutunggu2, dia menaiki badanku, ditindihnya aku, batangnya diarahkan ke mekiku
yang sudah basah banget. Kepalanya diusap2kan dibibir mekiku. Aku mengangkat
pantatku ke atas sehingga bless masuklah kepala batangnya membelah bibir vaginaku.Dia mulai mengeluar masukkan batangnya ke mekiku, pelan2, makin lama makin
cepat, sampe akhirnya dengan satu enjotan yang keras, seluruh batangnya nancep
dalem sekali di mekiku. "Paah, nikmat sekali", jeritku. Aku menggelinjang makin gak
beraturan seiring dengan enjotan batangnya keluar masuk mekiku dengan cepat
dan keras. Kakiku menjepit pinggulnya, kemudian diletakkan di pundaknya, dia
pada posisi berlutut, makin terasa gesekan batangnya ke dinding mekiku, nikmat
banget. mekiku mulai berdenyut2 meremes2 batangnya yang teruis bergerak lincah
keluar masuk. "Pah, Sintia udah mau nyampe nih, terus enjot yang keras pah, aah",
erangku lagi. Dia makin semangat mengenjot mekiku. Tiba2 dia berhenti dan
mencabut batangnya, "Paah", protesku. ternyata dia pengen ganti posisi. aku
disuruhnya nungging dan kembali batangnya melesak masuk mekiku dari belakang,
doggie style. pantatku dipeganginya sementara dia mengenjotkan batangnya keluar
masuk. tetekku yang berguncang2 seirama dengan enjotan batangnya diraihnya,
diremes2nya, pentilnya diplintir2, menambah kenikmatan yang sedang mendera
tubuhku. "Terus paah", erangku lagi, aku mencengkeram seprei dengan kuat saking
nikmatnya. aku memaju mundurkan badanku supaya batangnya nancep dalem
sekali di mekiku, sampe akhirnya, "Terus paah, Sintia nyampe lagiii". Dinding
mekiku berdenyut2 mengiringi sampenya aku, dia terus saja mengenjot mekiku
dengan cepat. Aku neklungkup, capai banget rasanya meladeni napsunya mertuaku
ini. Dia membaringkan dirinya, batangnya masih tegak berdiri berlumuran cairan
mekiku. "Sin, kamu yang diatas ya, papah belum keluar neh", pintanya.

Aku menempatkan diriku diatasnya, batangnya kupegang dan langsung
kutancapkan ke mekiku, badan kutekan kebawah sehingga langsung aja batangnya
ambles semua di mekiku. Aku mulai menggoyang pinggulku, kekiri kekanan, maju
mundur, berputar2. biar cape, tapi nikmat banget rasanya gesekan batangnya ke
mekiku. tetekku diremes2nya sambil memlintir2 pentilnya. aku merubah gerakanku
menjadi keatas kebawah mengocok batangnya dengan mekiku. "Pah, nikmat
banget pah", erangku. Akhirnya aku tidak bisa menahan diriku lebih lama lagi, aku
ambruk didadanya karena nyampe untuk kesekian kalinya. "Pah, belum mau
muncrat ya, Sintia lemes pah", desahku. "Tapi nikmat kan", jawabnya. "Nikmat
banget pah". Dia berguling tanpa mencabut batangnya dari mekiku sehingga
sekarang dia ada diatasku. dia mulai lagi mengenjotkan batangnya keluar masuk
mekiku. kuat banget ya untuk orang seumur dia, mungkin dia makan obat kuat. tapi
aku gak perduli dengan hal itu, yang ada sekarang aku menikmati saja nikimatnya
gesekan batangnya di mekiku. "Sin, udah mau muncrat, didalem ya", erangnya
sambil mempercepat enjotannya. "muncratin di dalem aja pah, kan papah pengen
muncrat di dalem mekinya sintia", jawabku terengah. Dia terus mengenjotkan
batangnya keluar masuk mekiku, sampe akhirnya, "Siin", erangnya. terasa sekali
semburan maninya membanjiri mekiku. Kami berdua terkulai lemas.

diambil dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon komentar yg membangun bagi saya. terimakasih